Agustus 13, 2011

P.E.N.A.T

keringat mengucur di dahiku..
peluh yang tak seberapa menghapus rasa senangku
rasa itu mulai muncul...
penat!!!
hanya itu yang tertulis dalam otakku
tak mampu aku berkata
tak mampu aku mengadu
bahkan menangis pun tak sanggup..
penat....
sekali lagi kata itu terdengar
telingaku sibuk mencari kebahagiaan
bahkan mataku pun mulai berputar
tak henti tangan bergemetaran
tak henti mulut bergumam...

dan gumaman itu mulai menjadi isakan tertahan,
tak perduli seberapa jauh aku berjalan
penat itu terus menerus menggelayut dipundakku
seperti kulit yang melekat pada tulangku
seperti jejak yang kutinggalkan disetiap langkahku
dan aku mulai muak dengan semuanya
dan aku merasa terjebak ditengah-tengahnya
terlalu lelah untuk mencari perlindungan,
karena aku telah berlari sejauh dan selama yang dimungkinkan
berharap suatu saat aku akan terdampar..
entahlah, dimana saja.. dengan siapa saja
yang kuinginkan hanya melepas bayangan itu
penat yang tak berkesudahan..

aku kembali mengukir waktu yang tersisa
terhenti sesaat karna aku penat
tetap ku berjalan, rasa penat itu bersama
bagai bayangan di siang hari
dan terang di malam hari
sertai jalanku bahkan menungguku
aku berhenti pada sebuah pohon besar
begitu rindang dan semilir angin
menari ria pada sisi dahan pohon
aku terduduk dan melihat diriku dalam bayangan
ya...... penat itu hilang, bak di telan
aku ingin terus merasakan ini
rasa yang tak pernah kutemukan
dibalik penat, aku terhenti dan tersenyum
pertama kali dalam hidupku aku tersenyum
hilangkah senyum itu? pudarkah gambar itu?
seakan semua kembali.. terbangun dari mimpi
hamparan laut luas menungguku
dalamnya samudra seolah menelanku
di dalam kepenatan hatiku tersandung....

satu dua.. tidak, aku sudah tersandung berkali kali
dan aku meringis menyunggingkan senyum miris
bahkan sakit itu telah menjadi kebas yang menelan jeritku
tidak ada laut, tidak ada pohon untuk bersandar
hanya padang alang-alang
dengan ilalang yang bertabur disepanjang penglihatanku
menyedihkan bukan
tidak, aku sudah bosan dengan sedih, aku sudah bosan dengan menangis
tapi tak ayal aku melakukannya lagi berkali kali
kemudian aku berteriak sekuat-kuatnya
sekencang-kencangnya
namun yang menjawab hanya gaung dari gaung jeritanku
dan aku mulai tertawa
dan aku menangis
dan aku terdiam
dengan pikiranku yang mengelana
seakan tidak ada harapan yang tersisa
hampa..sungguh hampaa
ketika aku melihat disekeliling
bahkan tidak ada sebilah tulang dari hewan yang mati yang bisa menjadi tempat aku bersandar
maka, kubaringkan saja diriku di tengah alang-alang
dan kurentangkan tangan dan kakiku selebar-lebarnya
dan menghembuskan nafas dengan sekeras-kerasnya
berbisik kepada angin
tempat ini milikku..
hanya milikku..

air mata itu jatuh di pipiku
tanda bukti aku penat
saksi hidup dalam kesedihanku
tak lagi aku tersenyum bahkan tertawa
dikala penat itu datang padaku
aku tahu aku dapat tersenyum
tarikan penat ini membawaku begitu jauh
terduduk lemas aku disni
sebuah tempat yang tak berpenguhuni
dalam ilalang aku kembali merebahkan tubuhku
memandang langit yang bergoyang
berkejaran dan bergembira bersama
air mata ini tak henti mengucur
seperti darah yang mengalir dalam tubuhku
jantung ini berdetak lambat
seolah aku telah menyerah
aku tahu aku sanggup untuk tertawa
tawa...... penat ini tetap tertawa
isak tangis diriku tak henti
angin yang bertebaran menhapus
bergantian mengelus rambutku
aku tak dapat bergerak hanya bertanya
seperti inikah rasa aman
atau hanya sebuah bisikan angin?
seperti inikah rasa sayang itu
atau hanya hempasan angin biasa?
tak tahu, tak mengerti, tak dapatsebuah tempat masih kurindukan....
penat yang tak berujung dalam hidupku...
#Friday Augt 12,2011
10.57 PM
Created by : Debzz_Holms & Vitra

0 komentar:

Posting Komentar

 

vitra's:noktahminor Template by Ipietoon Cute Blog Design