September 02, 2011

SEBUT SAJA..APAPUN ITU.


Sebut saja itu emosi
Dengan dia yang setia bersamaku
Sebut saja itu emosi
Dengan dia yang saat itu menjadi pendengarku
Sebut saja emosi
Dengan dia yang sabar dan terdiam ketika aku kehilangan kendaliku
Dan sebut saja itu emosi ketika semuanya berantakan dan akhirnya mengalir keluar begitu saja dariku
Sebut saja aku adalah bentuk emosi yang kalah
Yang akhirnya jatuh dan berderai dengan bunyi denting yang belum pernah kau dengar
Aku yang menangis dengan air mata yang mengalir kedalam hatiku
Yang pipinya tak perlu kau hapus dengan jemari tanganmu karena aku menyembunyikannya

Sebut saja jalan itu adalah saksi
Beserta kamu! saksi atas kekalahanku..
Aku kalah karena akhirnya kamu tahu cerita itu
Memang.. tidak semuanya, tapi aku benci terlihat lemah didepanmu! didepannya! didepan mereka!dihadapan kalian orang-orang disekelilingku!
Oh Tuhaan!!
Aku benci diriku sendiri yang bahkan tidak mengerti mengapa aku bisa menjadi selemah ini!
Aku benci menjadi lemah! benci! benci!
Aku benci ketika emosi mengalihkan perhatianku!

Dan ketika kamu memberikan pelukan itu ditengah jalan sepi yang kita lewati
Aku menjerit didalam hati dengan tangisku yang semakin menjadi
Lukaku menguak, menampakkan sisa darah yang mengering
Yang terasa perih tertiup angin sore
Dengan pohon-pohon dijalan itu yang memeluk kita dengan anginnya
Sesaat aku merasa pulang kerumah
Rumah..bahkan aku sudah lupa bagaimana rasanya pulang kerumah

Aku gemetar menahan air mata didalam pelukanmu, namun kamu terus memegang kepalaku dan berbisik kita akan menghadapinya
Dan mengatakan kamu akan bersamaku
Dan kita saling menatap, berjanji dalam diam
Dan aku kembali duduk dibelakangmu dan menyandarkan kepalaku dipunggungmu
Dan kamu berkata 'menangislah, aku tak akan melihatmu'
Dan aku tertawa dengan air mata yang mengenang dipelupuk mataku
Tahukah kamu aku membasahi kerudungmu, dengan air mata yang tak kau lihat itu?

Dan sisa sore itu kamu tetap bersamaku, melihat aku menghadapi mereka, melihat aku melawan emosiku, melihat aku memulihkan diriku sendiri
Disudut ruang itu kau hanya duduk dan menyaksikan semuanya
Sungguh, saat itu ingin sekali aku memelukmu dan tak ingin melepasmu pergi
Aku menyayangimu selalu..
Kelak, ketika kita, kau atau aku yang mengingat tentang kisah ini, sebut saja itu kenangan, sebut saja waktu yang terhenti, apapun itu.. sebut saja istilahmu! Aku pasti tahu..karena rahasia sore itu hanya kau, aku dan Allah yang tahu.

PS : Untukmu yang bersamaku disuatu sore di awal bulan Syawal, dengan aku yang melepaskan topengku untuk pertama kalinya di hadapanmu

0 komentar:

Posting Komentar

 

vitra's:noktahminor Template by Ipietoon Cute Blog Design