Radar Bandara International Adisujipto Yogyakarta |
YOGYA (KRjogja.com) - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero Area Yogyakarta dengan tegas membantah jika matinya radar yang mengakibatkan tidak bekerjanya Radar Air Traffic Control (ATC) di Bandara Internasional Adisutjipto akibat pemadaman bergilir. Pada saat insiden matinya matinya radar tersebut, Rabu (26/12) sekitar pukul 13.48 WIB suplai listrik PLN ke bandara dalam kondisi normal dan tidak ada kendala apapun.
“Aliran listrik PLN ke Bandara Adisucipto disuplai dari dua penyulang dan dari dua Gardu Induk yang berbeda yaitu penyulang KTN 8 dari Gardu Induk (GI) Kentungan dan penyulang GJN 6 dari GI Gejayan, sehingga pasokan listrik untuk bandara handal,” tegasnya di Yogyakarta, Kamis (27/12).
Setelah itu pihaknya melakukan konfirmasi kepada teknisi listrik bandara, ternyata baru diketahui jika putusnya aliran listrik karena gangguan internal yang terjadi di bandara tersebut.
“Matinya ATC tersebut murni gangguan internal Bandara Adisucipto bukan karena pemadaman yang kami lakukan,” ungkapnya.
sumber : http://krjogja.com/read/156066/radar-bandara-mati-bukan-salah-pln.kr
Bandara International ADI SUJIPTO Yogyakarta |
SLEMAN (KRjogja.com) – Pihak Bandar Udara Internasional Adisutjipto Yogyakarta mengklarifikasi perihal kejadian matinya radar Bandara Adisutjipto adalah murni gangguan internal bandara Adisucipto bukan karena pemadaman listrik yang dilakukan Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Asisten Manager SIM, Tapor dan Humas Bandara Adisutjipto Yogyakarta, Faizal Indra Kusuma menyampaikan kronologis kejadian tersebut pada Rabu (26/12) pukul 13.48 terjadi trip (kedip) seper sekian detik pada instalasi listrik. Dengan adanya kondisi tersebut menyebabkan pasokan listrik ke radar putus yang seharusnya diambil alih oleh power backup.
“Namun pada saat itu kondisi power backup sedang dalam kondisi perbaikan atau perawatan sehingga power backup tidak mampu mengambil alih pasokan listrik. Hal itu mengakibatkan radar melakukan restarting dengan menggunakan pasokan listrik PLN. Waktu yang dibutuhkan radar kembali beroperasi sekitar kurang lebih 30 menit,” papar Faizal dikantornya, Kamis (27/12).
Dengan tidak beroperasinya radar selama 30 menit dilakukan pemanduan penerbangan secara non radar sesuai prosedur operasional yang berlaku. Seperti diketahui bahwa dalam dunia penerbangan pemanduan pesawat dilaksanakan dengan 2 cara yaitu pemanduan non radar yang dilaksanakan pada bandara yang tidak memiliki radar atau radar sedang dalam perbaikan.
“Kedua pemanduan dengan radar service, dilaksanakan pada bandara yang memiliki radar sehingga semua pemanduan dilaksanakan dengan bantuan fasilitas radar,” imbuhnya.
Dari kronologis tersebut dapat disimpulkan bahwa kejadian tersebut diatas terjadi bukan karena listrik PLN mati. Aliran listrik ke Bandara Adisutjipto disuplay dari dua penyulang dan dari dua Gardu Induk yang berbeda yaitu penyulang KTN 8 dari Gardu Induk (GI) Kentungan dan penyulang GJN 6 dari GI Gejayan, sehingga dapat dipastikan pasokan listrik PLN ke bandara handal.
“Dalam kejadian tersebut secara umum operasional penerbangan tidak terganggu. Penumpang dan pesawat dapat dilayani dengan baik. Kami juga meminta maaf kepada PLN perihal kesalahpahaman teknis tersebut,” tuturnya.
Kedepan, pihak bandara akan melakukan persiapan yang lebih matang jika terjadi hal yang sama, dengan mempersiapkan power backup yang lebih handal untuk radar apabila terjadi ganguan serupa.
sumber : http://krjogja.com/read/156071/matinya-radar-bandara-adisutjipto-murni-gangguan-internal.kr
ternyata gangguan internal tooh..
BalasHapusmudah2an pihak internal Angkasa Pura bisa lebih memperhatikan kondisi kelistrikan internalnya.
jadi agak serem kalo mau tugas / pulkam nih